Menampilkan postingan dari Februari, 2015
KEBAHAGIAAN Selama engkau mengejar kebahagiaan engkau belum matang untuk berbahagia biarpun milikmu segala kesayangan. Selama engkau ngeluh karena ada yang hilang dan punya tujuan serta tiada tenang, kau belum tahu apa arti kedamaian. Baru setelah en…
Continue Reading
Cinta yang Agung adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya.. adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia.. adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari be…
Continue Reading
Apa yang kita dapat dari kebahagian? Kenikmatan? Ah, kebahagiaan itu bukan soal kenikmatan. Sebab, kebahagiaan belum tentu memberikan kenikmatan. Kenikmatan itu hanya berhubungan dengan hal-hal yang menyenangkan. Lantas, apa dong yang kita dapat dari keb…
Continue Reading
Kumpulan puisi di bawah ini adalah karya Jalaluddin Rumi yang dikutip dari Jalan Sufi; Reportase Dunia Ma'rifat dari Idries Shah. Judul asli bukunya adalah The Way of the Sufi dan diterjemahkan oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha. Kutipan puisi di …
Continue Reading
“Jiwaku adalah sebuah perapian yang mereka gembira dengan api. Juga cinta, adalah sebuah perapian dan ego bahan bakarnya” “Bagaimana kau akan mengenal sahabatmu yang sejati? Sakit bagi mereka sama berharganya dengan hidup. Seorang sahabat seperti emas. Pend…
Continue Reading
“Cinta adalah isi, dunia sekedar kulit. Lebih jauh lagi, cinta seperti manisan, dan dunia adalah pancinya” “Marah dan nafsu membuat orang menyimpang, menyesatkan jiwa dan kebenaran. Apabila yang tampil kepentingan diri, kebajikan tersembunyi: seratus tabir …
Continue Reading
“Kesabaran bermahkotakan keimanan, orang yang kehilangan kesabaran adalah tidak beriman. Nabi pun bersabda, “Allah tidak memberikan iman kepada orang yang sifatnya pemarah” “Bagi dermawan memang sesuai untuk memberi uang, tapi kedermawanan keaksih yang sesu…
Continue Reading
Jalaluddin Rumi memiliki kegelisahan Sufistik luar biasa dalam kesusastraan dan puisi, melebihi pujangga di zamannya. Rumi menegaskan bahwa pencapaian tersebut adalah sebagian kecil dibandingkan dengan kesufian. Dan inilah kutipan karya Jalaluddin Rumi yang …
Continue Reading
DERITA SUDAH NAIK SELEHER kaulempar aku dalam gelap hingga hidupku menjadi gelap kausiksa aku sangat keras hingga aku makin mengeras kau paksa aku terus menunduk tapi keputusan tambah tegak darah sudah kau teteskan dari bibirku luka sudah kau bilur…
Continue Reading
P E N Y A I R jika tak ada mesin ketik aku akan menulis dengan tangan jika tak ada tinta hitam aku akan menulis dengan arang jika tak ada kertas aku akan menulis pada dinding jika aku menulis dilarang aku akan menulis dengan tetes darah! sarang jag…
Continue Reading
BUNGA DAN TEMBOK Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya da…
Continue Reading
SAJAK SUARA sesungguhnya suara itu tak bisa diredam mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan apabila eng…
Continue Reading
UCAPKAN KATA-KATAMU jika kau tak sanggup lagi bertanya kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan jika kau tahan kata-katamu mulutmu tak bisa mengucapkan apa maumu terampas kau akan diperlakukan seperti batu dibuang dipungut atau dicabut seper…
Continue Reading
AKU MASIH UTUH DAN KATA-KATA BELUM BINASA ku bukan artis pembuat berita Tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa Puisiku bukan puisi Tapi kata-kata gelap Yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan Ia tak mati-mati, meski bola mataku d…
Continue Reading
Puisi Wiji Thukul Jika rakyat pergi Ketika penguasa pidato Kita harus hati-hati Barangkali mereka putus asa Kalau rakyat sembunyi Dan berbisik-bisik Ketika membicarakan masalahnya sendiri Penguasa harus waspada dan belajar mendengar Bila rakyat t…
Continue Reading
(Versi V) Rasanya, Baru kemarin Bung Karno dan Bung Hatta Atas nama kita menyiarkan dengan seksama Kemerdekaan kita di hadapan dunia. Rasanya, Gaung pekik merdeka kita Masih memantul-mantul tidak hanya Dari mulut-mulut para jurkam PDI saja. Rasan…
Continue Reading